Jakarta, CNBC Indonesia – Rupee sedikit menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sebelum terus melemah di tengah penantian pelaku pasar terhadap data inflasi AS yang akan dirilis nanti malam.
Laporan dari Refinitifrupiah hari ini, Jumat (28/06/2024), dibuka menguat tipis 0,03% pada Rp/US$16.390. Namun, kurang dari tiga menit setelah pembukaan perdagangan, rupiah merosot ke level Rp 16.415/USD.
Sedangkan DXY menguat 0,17% pada 106,08 pukul 08:56 WIB. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan posisi kemarin (27/6/2024) yang berada di angka 105,9.
Tekanan terhadap rupee tampaknya masih akan berlanjut hingga hari ini, terutama sentimen negatif pelaku pasar keuangan terhadap isu global.
Isu keberlanjutan fiskal di Tanah Air membuat nilai tukar rupiah masih berada pada kisaran Rp16.400/USD.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengatakan pergerakan nilai tukar rupiah saat ini banyak didorong oleh sentimen negatif global, mulai dari tensi geopolitik yang masih tinggi di berbagai negara hingga krisis ekonomi global. tren suku bunga acuan tinggi yang juga akan terus berlanjut.
Menurut dia, sentimen yang sangat ditekankan oleh para pelaku pasar keuangan adalah potensi suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS), Fed Funds Rate, tidak akan turun dengan cepat pada tahun ini.
Selain itu, saat ini kami masih menunggu data inflasi PCE AS yang akan dirilis malam ini.
Jika inflasi PCE datar atau lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya, hal ini akan semakin meningkatkan potensi The Fed untuk menurunkan suku bunga dan berujung pada depresiasi DXY.
RISET CNBC INDONESIA
Artikel lain
Banyak kabar penting bagi AS, dolar masih bertahan di Rp 16.000
(putaran/putaran)
Quoted From Many Source